Inflasi Indonesia Juni 2025 Capai 0,19%: Dipicu Harga Pangan dan Momen Hari Raya

Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis data terbaru terkait kondisi inflasi Indonesia pada Juni 2025. Hasilnya, terjadi inflasi sebesar 0,19% secara bulanan (month to month). Kenaikan ini cukup signifikan jika dibandingkan bulan Mei 2025 yang mencatatkan deflasi sebesar 0,37%. Inflasi ini menunjukkan kembali meningkatnya tekanan harga di dalam negeri, terutama dari sektor pangan dan momen-momen khusus seperti Hari Raya Iduladha dan libur sekolah.

Kenaikan Inflasi Dibandingkan Bulan Sebelumnya

Menurut data BPS, inflasi secara tahunan (year on year) pada Juni 2025 tercatat mencapai 1,87%, naik dari posisi bulan sebelumnya yang berada di angka 1,6%. Ini menunjukkan tren inflasi yang mulai menguat setelah sebelumnya mengalami penurunan.

Secara umum, angka inflasi ini masih berada dalam batas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI), yaitu dalam kisaran target sasaran inflasi tahunan. Namun, peningkatan inflasi tetap perlu dicermati, terutama menjelang semester kedua tahun 2025.

Komoditas Penyumbang Utama Inflasi Juni 2025

Kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi bulan Juni adalah sektor makanan, minuman, dan tembakau. Kontribusinya mencapai 0,19%, dengan komoditas utama penyumbang kenaikan harga antara lain:

  • Beras

  • Cabai rawit

  • Bawang merah

  • Tomat

Kenaikan harga-harga pangan ini memang kerap terjadi menjelang dan sesudah momen hari besar keagamaan. Permintaan masyarakat yang meningkat, ditambah pasokan yang belum sepenuhnya stabil di beberapa wilayah, menjadi pemicu lonjakan harga.

Faktor-Faktor Musiman dan Harga Energi

Selain faktor pangan, ada juga faktor musiman yang mendorong inflasi Juni 2025, seperti:

  • Perayaan Hari Raya Iduladha

  • Tahun Baru Islam

  • Libur sekolah pertengahan tahun

Ketiga momen tersebut turut meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa, terutama transportasi, akomodasi, dan konsumsi rumah tangga.

Satu faktor lain yang turut berkontribusi adalah fluktuasi harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi. Kenaikan harga BBM memberikan dampak lanjutan (second-round effect) terhadap biaya transportasi dan logistik, yang pada akhirnya juga mempengaruhi harga komoditas lainnya

Respons Bank Indonesia dan Pemerintah

Dalam pernyataan resminya, Bank Indonesia menyebut bahwa inflasi bulan Juni 2025 masih dalam koridor sasaran inflasi nasional. Keberhasilan ini, menurut BI, merupakan buah dari:

  • Konsistensi kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia

  • Sinergi pengendalian inflasi antara pemerintah pusat dan daerah

  • Koordinasi lintas sektor dalam menjaga stabilitas harga

Kolaborasi antara BI dan Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) terus dioptimalkan untuk mengantisipasi tekanan harga yang berpotensi meningkat di bulan-bulan mendatang.

Proyeksi dan Tantangan ke Depan

Meskipun inflasi masih dalam batas aman, pemerintah dan otoritas moneter perlu tetap waspada. Beberapa tantangan yang bisa memengaruhi inflasi ke depan antara lain:

  • Ketidakpastian cuaca yang dapat mengganggu produksi dan distribusi pangan

  • Fluktuasi harga energi global

  • Ketegangan geopolitik internasional yang mempengaruhi rantai pasok

Penguatan ketahanan pangan nasional, stabilitas harga energi, dan kebijakan fiskal yang hati-hati akan menjadi kunci untuk menjaga inflasi tetap rendah dan stabil sepanjang 2025.

Kesimpulan

Kenaikan inflasi Indonesia pada Juni 2025 sebesar 0,19% menjadi sinyal bahwa tekanan harga mulai kembali muncul, terutama dari sektor pangan dan energi. Meski demikian, berkat sinergi kebijakan dan koordinasi lintas lembaga, inflasi masih dapat dikendalikan dalam batas yang sehat. Ke depan, tantangan masih ada, namun dengan penguatan strategi dan kebijakan terkoordinasi, stabilitas ekonomi diharapkan tetap terjaga.

Sumber : metrotvnews

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *