Ketegangan perdagangan global kembali memanas setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor baru sebesar 50 persen terhadap barang-barang dari Brasil. Kebijakan ini tidak hanya mengguncang pasar internasional, tetapi juga diprediksi akan berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi Brasil, yang sangat bergantung pada sektor ekspor.
Dampak Langsung Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Brasil
Laporan dari lembaga riset ekonomi terkemuka Brasil, Getulio Vargas Foundation (FGV), menyebutkan bahwa kebijakan tarif ini dapat menyebabkan penurunan PDB Brasil sebesar 0,41 persen. Penurunan ini utamanya disebabkan oleh potensi anjloknya ekspor produk pertanian Brasil ke Amerika Serikat hingga mencapai 75 persen.
Sebagai negara dengan kekuatan pertanian terbesar di dunia, Brasil sangat bergantung pada ekspor komoditas seperti kopi, gula, dan jus jeruk. Sektor pertanian sendiri menyumbang sekitar 30 persen dari total ekspor Brasil ke AS, menjadikannya salah satu sektor paling rentan terhadap kebijakan tarif tinggi tersebut.
AS: Mitra Dagang Terbesar Kedua Brasil
Amerika Serikat merupakan mitra dagang terbesar kedua bagi Brasil setelah China. Oleh karena itu, ketegangan perdagangan yang dipicu oleh tarif tinggi ini menimbulkan ketidakpastian hubungan bilateral antara kedua negara.
Meskipun belum dipastikan apakah kebijakan tarif ini akan bertahan dalam jangka panjang, iklim perdagangan yang tidak stabil telah memicu kekhawatiran besar di kalangan pelaku bisnis dan pemerintah Brasil. Bahkan jika ancaman tarif ini dicabut, kerusakan dalam hubungan dagang sudah mulai terasa dan berdampak pada kepercayaan pasar.
Tuduhan Pelanggaran Aturan WTO
Laporan dari FGV juga menyebut bahwa kebijakan tarif Trump terhadap Brasil ini berpotensi melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). WTO secara tegas melarang tindakan proteksionis sepihak yang dapat merusak tatanan perdagangan global yang adil dan bebas.
Brasil berpeluang besar untuk mengajukan gugatan ke WTO terhadap kebijakan tarif ini, namun proses hukum di WTO seringkali memakan waktu bertahun-tahun. Sementara itu, kerugian ekonomi dan turunnya kepercayaan investor sudah mulai dirasakan di dalam negeri.
Negara Lain Juga Terdampak
Selain Brasil, negara-negara seperti Laos (40 persen tarif), Thailand dan Kamboja (masing-masing 36 persen) juga terkena kebijakan tarif serupa. Namun, Brasil menjadi negara yang paling terpukul dengan angka tarif tertinggi, yaitu 50 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan tarif terbaru dari Trump bukan hanya ditujukan untuk satu negara, tetapi merupakan bagian dari strategi proteksionisme ekonomi AS yang lebih luas. Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan AS terhadap impor dan memperkuat manufaktur dalam negeri.
Ancaman Terhadap Pasokan Komoditas Dunia
Kebijakan tarif ini bukan hanya berdampak pada ekonomi Brasil dan hubungan dagang bilateral, tetapi juga berisiko mengganggu pasokan komoditas global. Sebagai pemasok utama kopi dan jus jeruk dunia, terganggunya ekspor dari Brasil bisa menyebabkan kenaikan harga global dan kelangkaan pasokan di beberapa negara konsumen utama.
Para analis menyebutkan bahwa negara-negara seperti Jerman, Jepang, dan China mungkin harus mencari sumber alternatif untuk memenuhi kebutuhan impor mereka, yang pada akhirnya bisa mengganggu keseimbangan perdagangan global.
Kesimpulan
Kebijakan tarif 50 persen dari Presiden Trump terhadap ekspor Brasil merupakan langkah yang tidak hanya berdampak secara ekonomi, tetapi juga menimbulkan ketidakpastian geopolitik dan ketegangan perdagangan global.
Dengan potensi penurunan PDB Brasil sebesar 0,41 persen dan ancaman gangguan pasokan global, kebijakan ini menjadi peringatan serius bagi negara-negara berkembang yang sangat bergantung pada perdagangan internasional.
Sumber : metrotvnews