Kekuatan Ekonomi BRICS Tembus Rp 490.000 Triliun: Peran Strategis Indonesia di Panggung Global

Konstelasi kekuatan ekonomi global terus bergeser. Salah satu aliansi ekonomi terbesar dunia, BRICS, mencatat total Produk Domestik Bruto (PDB) kolektif sebesar Rp 490.000 triliun. Menariknya, Indonesia kini resmi menjadi anggota penuh BRICS, menyusul keanggotaannya bersama 10 negara mitra lainnya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Rio de Janeiro, Brasil. Keikutsertaan ini bukan hanya pencapaian diplomatik, melainkan peluang strategis untuk mengukuhkan posisi Indonesia di kancah ekonomi dan geopolitik global.

Apa Itu BRICS dan Mengapa Penting?

BRICS adalah singkatan dari Brazil, Rusia, India, China, dan South Africa, yang awalnya membentuk aliansi ekonomi pada 2009-2010. Seiring waktu, BRICS berkembang menjadi platform multilateral yang mencerminkan kepentingan negara-negara berkembang dalam menghadapi ketimpangan ekonomi global yang didominasi negara-negara Barat.

Menurut data GDP 2024, kekuatan ekonomi BRICS mencapai US$30,2 triliun atau sekitar Rp489.546 triliun (asumsi kurs Rp16.230 per US$). Ini setara dengan 27% dari total PDB global, yang menandakan dominasi BRICS dalam konstelasi ekonomi dunia.

Indonesia Resmi Gabung BRICS: Apa Artinya?

Pada KTT BRICS ke-17 yang berlangsung pada 6–7 Juli 2025, Presiden Prabowo Subianto hadir secara resmi sebagai wakil Indonesia dalam kapasitas penuh sebagai anggota baru BRICS. Selain Indonesia, negara-negara seperti Belarus, Bolivia, Kazakhstan, Kuba, Nigeria, Malaysia, Thailand, Vietnam, Uganda, dan Uzbekistan turut menjadi mitra BRICS.

Gabungnya Indonesia ke BRICS membawa konsekuensi besar, terutama dalam hal diplomasi ekonomi. Indonesia kini memiliki akses langsung terhadap forum-forum pengambilan keputusan strategis global yang sebelumnya hanya dimiliki negara-negara besar.

Kontribusi Indonesia dalam Kekuatan Ekonomi BRICS

Ekonomi Indonesia termasuk salah satu yang paling menjanjikan di kawasan Asia Tenggara. Dengan pertumbuhan PDB sekitar 5% per tahun, kontribusi Indonesia di dalam aliansi BRICS dinilai akan memperkuat stabilitas dan daya tawar kolektif kelompok tersebut. Saat ini, PDB Indonesia telah mencapai sekitar US$1,5 triliun, menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di Asia.

Selain itu, Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah, pasar domestik yang luas, serta posisi strategis dalam jalur perdagangan global. Ketiga faktor ini menjadikan Indonesia mitra ideal dalam mewujudkan tujuan BRICS: menciptakan tatanan ekonomi dunia yang lebih adil, inklusif, dan multipolar.

BRICS dan Tantangan Geopolitik Global

KTT BRICS 2025 tidak hanya membahas isu ekonomi, tetapi juga mengangkat sejumlah isu geopolitik, seperti konflik di Gaza dan Iran serta kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump. BRICS menyuarakan kritik terhadap kebijakan proteksionis dan menegaskan posisi sebagai kekuatan diplomasi baru di tengah stagnasi institusi global seperti PBB dan WTO.

Langkah ini menunjukkan bahwa BRICS tidak hanya hadir sebagai kekuatan ekonomi, tetapi juga sebagai kekuatan politik alternatif dalam dunia yang semakin multipolar.

Kesimpulan

Masuknya Indonesia ke dalam BRICS bukan sekadar simbol, melainkan awal dari peran yang lebih besar dalam arsitektur ekonomi dan diplomasi global. Dengan kontribusi ekonomi yang signifikan, Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga aktor aktif dalam mendorong reformasi ekonomi global yang lebih inklusif.

Ke depan, tantangannya adalah bagaimana Indonesia mampu memaksimalkan peran ini untuk membuka lebih banyak peluang investasi, perdagangan, serta memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah dinamika global yang cepat berubah.

Sumber :cnbcindonesia

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *