Menlu Sugiono: Kolaborasi ASEAN-Australia Kunci Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi Global

Ketidakpastian ekonomi dan dinamika geopolitik global menuntut kerja sama antarnegara semakin erat. Dalam forum ASEAN–Australia Post Ministerial Conference (PMC) 2025 yang digelar di Malaysia, Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menegaskan pentingnya kolaborasi strategis antara ASEAN dan Australia untuk menjaga stabilitas dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Menegaskan Komitmen Strategis ASEAN–Australia

Pada Kamis, 10 Juli 2025, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, bersama Menlu Australia Penny Wong memimpin pertemuan ASEAN–Australia Post Ministerial Conference (PMC) di Kuala Lumpur. Dalam kapasitasnya sebagai koordinator kemitraan ASEAN–Australia, Menlu Sugiono menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat kerja sama strategis dalam menjawab berbagai tantangan regional dan global.

Pernyataan ini sejalan dengan implementasi Visi Komunitas ASEAN 2045, yang menekankan pentingnya kolaborasi adaptif untuk merespons perubahan zaman dan ketidakpastian global.

“Ke depan, ASEAN dan Australia harus terus bahu-membahu menghadapi ketidakpastian ekonomi dan dinamika geopolitik global,” tegas Menlu Sugiono.

Stabilitas Kawasan dan Kerja Sama Maritim

Dalam sambutannya, Menlu Sugiono juga menyoroti pentingnya stabilitas kawasan Indo-Pasifik. Ia mendorong penguatan kerja sama di bidang maritim yang bersifat konkret, terutama dalam pencegahan konflik dan penyelesaian sengketa secara damai berdasarkan hukum internasional.

“Stabilitas kawasan tidak bisa dipandang remeh. ASEAN dan Australia harus memperkuat kerja sama maritim dan komitmen terhadap tatanan hukum internasional,” ujarnya.

Kerja sama ini dinilai krusial untuk menjaga perdamaian dan memastikan kawasan tetap terbuka dan inklusif bagi semua pihak.

Optimalisasi Perdagangan dan Ketahanan Ekonomi

Pertemuan tersebut juga membahas penguatan hubungan ekonomi melalui optimalisasi berbagai perjanjian perdagangan regional, seperti ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AANZFTA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Kedua instrumen tersebut diyakini dapat berperan signifikan dalam pemulihan dan ketahanan ekonomi kawasan pascapandemi dan menghadapi perlambatan ekonomi global.

Menlu Sugiono menekankan bahwa perluasan kerja sama ekonomi harus bersifat inklusif dan saling menguntungkan. Hal ini akan memperkuat daya tahan ASEAN dan Australia dalam menjawab tantangan global seperti inflasi, disrupsi rantai pasok, dan proteksionisme.

Deklarasi Bersama Menuju Masa Depan ASEAN-Australia

Hasil penting dari pertemuan ini adalah disepakatinya Joint Statement on ASEAN and Australia’s Shared Future. Deklarasi ini menjadi tonggak penting dalam memperkokoh kemitraan strategis jangka panjang antara kedua pihak.

Australia, yang merupakan mitra dialog pertama ASEAN sejak lebih dari lima dekade lalu, memiliki peran vital dalam mendukung ASEAN membangun arsitektur kawasan Indo-Pasifik yang terbuka, damai, dan berbasis aturan.

Kesimpulan

Pertemuan ASEAN–Australia PMC 2025 menegaskan bahwa kolaborasi regional bukan hanya kebutuhan, tetapi juga keharusan. Dalam menghadapi ketidakpastian global, penguatan kemitraan strategis yang konkret dan berorientasi masa depan menjadi landasan penting bagi pertumbuhan kawasan yang stabil dan sejahtera.

Dengan peran aktif Indonesia sebagai koordinator, serta komitmen Australia sebagai mitra dialog utama, masa depan kawasan ASEAN–Australia berpeluang besar untuk menjadi contoh sinergi regional yang progresif dan resilien.

Sumber : metrotvnews 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *