Perkuat Riset untuk Pertumbuhan Ekonomi: Strategi Pemerintah Menuju Target 8 Persen

Pemerintah Indonesia kini menempatkan riset sebagai fondasi utama dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan. Melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek), fokus riset diarahkan untuk mendukung kegiatan ekonomi industri yang berdaya saing dan inovatif. Menteri Diktisaintek, Brian Yuliarto, menegaskan bahwa terobosan ilmiah harus menjadi tulang punggung transformasi ekonomi nasional menuju pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

Riset Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

Dalam taklimat media bertajuk Penguatan Riset untuk Pemerataan dan Pertumbuhan Ekonomi, Menteri Brian menyampaikan bahwa riset tak lagi hanya menjadi bagian dari dunia akademik, tetapi harus menjadi motor penggerak ekonomi. Pemerintah menginginkan agar hasil riset dapat langsung diterapkan pada industri, UMKM, serta sektor produktif lainnya guna menciptakan nilai tambah ekonomi.

Langkah ini merupakan respons terhadap kebutuhan Indonesia untuk sejajar dengan negara-negara maju yang telah lebih dahulu menempatkan riset dan teknologi sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi mereka.

Target Ambisius: Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Pemerintah menargetkan angka pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam beberapa tahun mendatang. Untuk mencapainya, tidak cukup hanya mengandalkan konsumsi dan ekspor komoditas. Diperlukan akselerasi di sektor industri berbasis pengetahuan (knowledge-based economy), yang hanya dapat dicapai melalui:

  • Peningkatan kualitas dan kuantitas riset terapan

  • Kolaborasi antara lembaga riset, universitas, dan dunia usaha

  • Dukungan anggaran dan insentif untuk inovasi

  • Penyederhanaan regulasi agar hasil riset cepat terserap industri

Dengan pendekatan tersebut, pertumbuhan tidak hanya terjadi di kota besar, tetapi juga merata ke daerah-daerah melalui pembangunan industri lokal yang berbasis pada potensi wilayah masing-masing.

Mendorong Industri Melalui Inovasi Teknologi

Industri menjadi sektor kunci dalam strategi riset pemerintah. Dalam banyak negara maju, industrialisasi yang kuat selalu dibarengi oleh investasi besar dalam penelitian dan pengembangan (R&D). Indonesia ingin meniru model ini, namun dengan pendekatan kontekstual yang sesuai dengan kebutuhan lokal.

Beberapa sektor prioritas yang sedang disasar pemerintah antara lain:

  • Industri manufaktur: dengan adopsi teknologi otomasi dan digitalisasi

  • Agroindustri: berbasis hasil riset pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan

  • Energi terbarukan: riset untuk efisiensi energi dan teknologi bersih

  • Industri kreatif dan digital: pengembangan produk dan jasa berbasis IP (intellectual property)

Langkah konkret ini diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas nasional, serta mendongkrak ekspor produk bernilai tambah.

Pemerataan Ekonomi Melalui Riset Daerah

Tak hanya untuk pertumbuhan, arah kebijakan riset juga difokuskan pada pemerataan ekonomi nasional. Brian Yuliarto menekankan pentingnya riset yang berbasis pada potensi daerah. Misalnya, wilayah dengan keunggulan sektor perikanan, pertanian, atau pariwisata akan difasilitasi pengembangan teknologi spesifik agar bisa meningkatkan daya saing lokal.

Dengan demikian, hasil riset tidak terpusat di perguruan tinggi besar saja, tetapi juga menyebar ke politeknik, balai riset daerah, dan pusat inovasi di seluruh Indonesia.

Sinergi Lintas Sektor Jadi Kunci

Keberhasilan program ini tak lepas dari sinergi antara berbagai pemangku kepentingan: pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat. Untuk mendukung hal ini, Diktisaintek akan:

  • Membuka program hibah riset berbasis kebutuhan industri

  • Menyediakan platform kolaborasi riset digital antar kampus dan pelaku usaha

  • Mengintegrasikan hasil riset ke dalam kebijakan pembangunan nasional

  • Mengembangkan SDM riset melalui pelatihan dan beasiswa riset terapan

Kolaborasi yang erat akan menciptakan ekosistem inovasi yang produktif dan mampu menjawab tantangan global.

Penutup

Dengan menjadikan riset sebagai motor penggerak ekonomi, Indonesia sedang menuju transformasi besar menuju ekonomi berbasis inovasi. Target pertumbuhan 8 persen bukan hal mustahil jika didukung oleh kebijakan yang konsisten, pendanaan yang memadai, dan partisipasi aktif dari seluruh elemen bangsa.

Riset bukan lagi sekadar kegiatan akademik, tapi senjata strategis untuk menjawab tantangan ekonomi, memperkuat industri, dan mewujudkan pemerataan pembangunan nasional.

Sumber : mediaindonesia.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *