Prabowo Optimistis Ekonomi Tumbuh 7% di Tengah Pemangkasan Proyeksi Lembaga Asing

Di tengah berbagai lembaga internasional yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, Presiden Republik Indonesia ke-8, Prabowo Subianto, tetap menunjukkan sikap optimistis. Dalam sebuah forum ekonomi internasional, ia mengungkapkan keyakinannya bahwa pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini bisa mendekati bahkan menembus angka 7%. Pernyataan ini muncul di tengah kekhawatiran global akan melambatnya laju ekonomi Indonesia di masa transisi pemerintahan dan gejolak geopolitik dunia.

Optimisme Prabowo di Tengah Tekanan Global

Dalam gelaran Saint Petersburg International Economic Forum 2025 yang disiarkan secara virtual, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan proyeksinya mengenai pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Prabowo, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester pertama tahun ini telah menembus angka 5%, dan berpotensi menyentuh angka hampir 7% pada akhir tahun.

“Pakar saya mengatakan bahwa pada semester pertama ini, pertumbuhan ekonomi kita lebih dari 5%. Bahkan, bisa jadi pada akhir tahun ini hampir 7% atau bahkan lebih,” ujar Prabowo.

Pernyataan ini hadir sebagai respons atas prediksi suram dari lembaga asing yang memperkirakan laju ekonomi Indonesia akan melambat. Prabowo menekankan bahwa model pembangunan Indonesia perlu berlandaskan pada keseimbangan antara kapitalisme dan intervensi pemerintah demi menciptakan pemerataan kesejahteraan.

Kritik Terhadap Model Kapitalisme Laissez-Faire

Dalam pandangan Prabowo, sistem ekonomi laissez-faire yang minim campur tangan negara justru membuat ketimpangan ekonomi semakin dalam. Meskipun ekonomi tumbuh stabil di angka 5% dalam tujuh tahun terakhir, namun hasilnya belum dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat.

“Kekayaan hanya dirasakan oleh segelintir masyarakat,” tegas Prabowo.

Oleh karena itu, ia mendorong konsep “jalan tengah” yang memadukan dinamika kapitalisme dan peran aktif negara. Menurutnya, kapitalisme memang mendorong inovasi, tetapi peran pemerintah tetap penting untuk mengatasi kemiskinan dan kelaparan.

Prabowo mengusung filosofi “kebaikan terbesar bagi banyak orang”, dengan penekanan pada pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi sebagai kunci pertumbuhan yang lebih cepat dan inklusif.

Kebijakan Counter-Cyclical Pemerintah untuk Menjaga Stabilitas

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pemerintah tengah menjalankan kebijakan ekonomi yang bersifat counter-cyclical, atau responsif terhadap siklus ekonomi yang melambat. Kebijakan ini ditujukan untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional yang diproyeksikan tetap di kisaran 5%.

“Kita berusaha sekarang pemerintah untuk memitigasi prediksi atau proyeksi ekonomi yang melemah itu,” ujar Sri Mulyani dalam sebuah konferensi pers.

Langkah-langkah yang ditempuh termasuk peningkatan investasi pemerintah, dorongan belanja infrastruktur, serta reformasi fiskal yang mendukung produktivitas sektor riil.

Pemangkasan Proyeksi oleh Lembaga Asing

Meski pemerintah Indonesia menunjukkan optimisme, lembaga-lembaga internasional seperti Bank Dunia (World Bank) dan Dana Moneter Internasional (IMF) justru merevisi turun proyeksi ekonomi Indonesia.

Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh rata-rata 4,8% pada periode 2025–2027. Angka ini lebih rendah dibanding proyeksi sebelumnya yang mencapai 5,1%. Detailnya:

  • 2025: 4,7%

  • 2026: 4,8%

  • 2027: 5,0%

Sementara itu, IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2025 dari 5,1% menjadi 4,7%, mencerminkan kekhawatiran terhadap dampak dari dinamika global seperti kebijakan tarif, konflik geopolitik, serta melemahnya permintaan global.

Arah Kebijakan Ekonomi ke Depan

Dalam menghadapi tantangan tersebut, pemerintah Prabowo menegaskan pentingnya reformasi struktural, penguatan investasi domestik, serta kebijakan yang pro-rakyat. Visi “kebaikan terbesar bagi banyak orang” diharapkan menjadi fondasi untuk memperkuat pertumbuhan yang berkualitas dan berkelanjutan.

Kuncinya, menurut Prabowo, adalah menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih dan akuntabel. Jika berhasil, ia yakin pertumbuhan ekonomi nasional bisa melampaui ekspektasi lembaga internasional.

Kesimpulan

Optimisme yang ditunjukkan Presiden Prabowo menjadi penyeimbang narasi pesimistis dari berbagai lembaga global. Meskipun proyeksi ekonomi dari pihak asing tampak suram, strategi kebijakan pemerintah yang terfokus pada keseimbangan antara pasar dan negara, ditambah dengan semangat anti-korupsi, bisa menjadi katalis penting dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025.

Dengan pendekatan yang tepat, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 sebesar 7% bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dicapai.

Sumber : bloombergtechnoz

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *